Menyiksa Diri
"Baiklah jika sudah bosan, jika lebih tertarik pada yang lain, atau sudah tak ingin tinggal silahkan. Ku tak memaksa!" begitulah aku dan wanita lain, tak semua namun ada saja, yang jika sudah ter bakar api cemburu hingga tidak percaya diri dan tidak percaya dia, bersikap marah, seperti pasrah namun juga tak mau kalah. Sedikit berlapang dada namun tak akan lama. hehe.
Aku adalah wanita yang bisa dibilang tidak begitu percaya diri. Apalagi jika aku mulai menyiksa diri dengan membandingkan diri dengan orang lain.
Baiklah, jika katanya cantik itu harus tinggi, putih, bersih, bening bahkan jika dia sedang minum air yang ia teguk dapat terlihat haha, tidak apa-apa dan tak salah dengan penilaian seperti itu namun artinya wanita cantik di dunia ini benar-benar tidak ada, karna siapa yang bisa sesempurna itu ya?!
Ku yakin, dalam diri setiap orang ingin selalu lebih baik dari orang lain. Jika tak mampu ya setidaknya dapat menyeimbangi. Tak apa, ada yang bilang "hidup ini adalah persaingan", jika menyerah maka tersisihkan.
Ku selalu mencoba belajar dan memahami bahwa setiap persepsi orang tidak akan pernah bisa sama dan tidak akan pernah bisa kita paksa untuk sama. Perbedaan akan selalu ada. Antara ibu dan ayah, antara adik dan kaka, apalagi hanya antara aku dengan dia dan mereka.
"Don't force control that you can't control". Kita tak selalu bisa membuat orang lain suka pada kita. Akan selalu ada yang benci meski tak tau apa penyebabnya.
Pernah tidak merasa iri pada orang lain yang kita anggap lebih beruntung dari hidup kita? Mungkin secara pergaulan ia lebih disegani teman, lebih banyak dapat simpatinya, terlihat begitu sempurna dan bahagia dibanding kita?
Aku pernah. Ketika aku menyiksa diri dengan membandingkan diriku dengan orang lain. Hati bertanya "kenapa ya harus aku? Kenapa ya aku pendek dan kecil, hal ini membuatku di ejek oleh mereka yang tidak suka padaku, kenapa juga aku tak seberuntung mereka?". Menyakitkan bukan di rendahkan dan di bandingkan oleh diri sendiri? Hiks.
Hidup ini memang tak akan pernah ada puasnya. Yang sudah tinggi ingin lebih pendek sedikit karna ketinggian, yang sudah gemuk ingin kurus, yang sudah lulus sekolah ingin sekolah lagi. Haha
Tak ada sepertinya rasa syukur seperti aku yang selalu membandingkan diri dan terus merasa tidak lebih beruntung dari orang lain. Seperti tak ada rasa terima kasih nya kepada tuhan. Astagfirullah!
Aku merasa sudah cukup tersakiti dengan sikapku yang seperti itu. Aku juga ingin bahagia,aku harus cinta pada diri ku sendiri! Banyak waktu yang ku habiskan untuk me time. Ku coba menuruti apa mau hatiku, ku menolak hal-hal yang tidak ingin aku lakukan. Aku mencoba mengingat hal-hal indah dalam hidupku seperti ketika aku beruntung masih memiliki teman baik, beruntung dihadirkan orang tua yang mengerti aku, beruntung aku masih bisa lebih beruntung dibanding teman-teman yang ada di pinggir jalan yang setiap hari bertemu panas dan hujan untuk melangsungkan hidupnya.
Hidup ini hanya sekedar senda gurai belaka, bukan? Tak ada yang terlalu penting dari sekedar ibadah kepada sang pencipta. Salah jika dalam hidup ini selalu menenggak keatas, melihat kelebihan orang lain tanpa sadar ternyata di bawah masih banyak yang lebih tidak beruntung.
Teruntuk aku, kamu, dan kita semua yang selalu menyakiti diri membandingkan diri dengan orang lain terlebih hal fisik, pahamilah definisi cantik di dunia ini tidak akan ada habisnya dan tidak akan ada yang pernah puas. Karna kata sang pencipta "Cantik itu yang taat". Maka beruntunglah kamu yang begitu cantik dihadapnnya. Sepantasnya iri itu aku tujukan pada kamu yang taat, iri aku tidak bisa bersaing dengan kamu yang pandai ilmu agama, iri pada kalian yang dapat mengamalkan dan menghafal kitab-Nya.
Aku menyadari segala sedih dalam hatiku tidak akan pernah hilang dan sembuh jika ku tak mau jujur dan memaafkan diri sendiri. Mencoba jujur tentang apa-apa saja yang tidak aku suka selama ini, lalu ku maafkan diri sembari menangis ternyata itu obatnya. Terlebih untuk dapat menerima keadaan dan kenyataan.
Kini aku bangga pada diriku, yang selalu punya upaya untuk membantu orang lain meski sebenarnya ku tak bisa, mencoba menerima segala salah orang lain pada ku karna ku tau aku pun juga manusia penuh salah.
Beginilah proses pendewasaan ku yang ternyata tak mudah. 20 tahun usia ku, masalah silih datang dan berganti. Kehidupan mengajarkan aku akan kebijakan. Belajar menyelesaikan dan menelan masalah sendiri.
Terima kasih ya allah telah kau beri begitu banyak nikmat dalam hidupku. Terima kasih telah menjadikan diriku sebagai sosok riska. Aku bangga dan cinta pada diriku! ❤
Tulisan ini ku tujukan untuk Riska Nurlaelani (diriku sendiri) yang selalu kurang percaya diri, merasa tak mampu lakukan apa-apa dibanding orang lain, yang begitu pencemburu pada dia dan mereka. Aku bersyukur karna masih ada yang suka dan mau berteman denganku. Kali ini aku tidak akan minder lagi! Semangatlah untuk percaya diri, "jika dirimu saja tidak percaya pada dirimu sendiri, bagaimana orang lain akan percaya?"
Happy to be me, happy to love me, happy to be proud of me!
Semangat teh riska❤
BalasHapusBe your self๐
Semangat untuk jadi diri sendiri juga teh wil๐๐
HapusSemangat, pasti ada yang lebih baik gantinya
BalasHapus