Biasakan Dirimu!

"Aku sering marah, atas kesalahannya ketika melakukan hal kecil yang seharusnya dia mahir kerjakan sejak kini" Ucapnya. "Tidak apa-apa, nanti jika sudah menikah ia akan terbiasa, sehingga menikah bukanlah suatu beban baginya". Di jawabnya.

Percakapan antara ia dan ibunya itu ia sampaikan padaku, pada malam hari saat kami sedang berbincang melalui panggilan suara. 

Malu rasanya ketika di perlihatkan seperti orang yang tak bisa lakukan apa-apa dengan baik. Namun baginya, malu ku ini tak penting sama sekali. Yang terpenting baginya, aku harus mampu belajar lebih baik ketika orang lain menilai diri kita buruk.

Ku paham. Dia hanya ingin yang terbaik untuk ku. Lalu mencoba mengenalkan ku pada orang tuanya, mendeskripsikan diriku dari yang baik sampai yang kurang baik. hehe. Ia hanya ingin bercerita apa adanya.

"Ibuku suka padamu, katanya kau pekerja keras, pandai" dan banyak lagi pujian yang ia sampaikan padaku. Balasku "Ah berlebihan, mana mungkin aku sebaik itu di mata orang tua mu sedangkan dirimu saja sering kecewa dan marah atas sikapku."

Lucu rasanya aku sering buat ia marah dan kesal dengan hal kecil yang tidak ia suka. Seperti setiap kami akan pergi dengan motor aku selalu sibuk dengan helm, tas dan handphone. Dia ajarkan ku "pakailah helm mu dulu, simpan handphone mu di dalam tas, lalu dirimu naik, aku hanya tak ingin melihatmu sibuk dan kerepotan sendiri"

Isengnya, ku hanya tertawa dan berkata "maaf" dan melakukan seluruh prosedurnya sebelum naik motor. Haha. Sembari ku berpikir dan mengamati sekitar "memangnya kenapa sih, lagi pula banyak yang serepot diriku" (ucap ku dalam hati). Merasa bahwa perbuatanku tidak salah

Ah memang sudah satu permainan, kami sama-sama menyebalkan! Aku pun sering ia buat kesal, marah dan bahkan menangis. Cobalah bayangkan, apa-apa yang tidak ingin ku lakukan ia adukan pada orang tua ku, hasilnya ku kena marah dan ia hanya tertawa. Curang memang, aku tak pernah lakukan hal itu.

Namun meski begitu, pertengkaran antara kali tak terhindarkan. Kami juga sering berbeda paham dan pendapat. Namun, hal ini memang tak akan lama, sedang serius marah-marah sembari menangis, terdengar suara kentutnya. Buyar semua fokusku, ku makin kesal dan merasa tidak puas untuk marah. 😩 Selesai sudah pertengkaran kami jika hal itu sudah ia lakukan.

Seperti sudah sangat tau cara menghadapi ku,ia tak ingin terlalu pusing dengan semua ucapan aku yang lebay ketika marah. Seperti ia paham bahwa wanita saat marah seluruh ucapannya tak lebih penting dari pada kentutnya. Eh haha.








Komentar

  1. Upss... Bener juga yaa... Saat marah emosi lebih dominan dari akal

    BalasHapus
  2. Mempermasalahkan hak kecil lalu menangis 😂 sama

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang ketupat