Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Biasakan Dirimu!

"Aku sering marah, atas kesalahannya ketika melakukan hal kecil yang seharusnya dia mahir kerjakan sejak kini" Ucapnya. "Tidak apa-apa, nanti jika sudah menikah ia akan terbiasa, sehingga menikah bukanlah suatu beban baginya". Di jawabnya. Percakapan antara ia dan ibunya itu ia sampaikan padaku, pada malam hari saat kami sedang berbincang melalui panggilan suara.  Malu rasanya ketika di perlihatkan seperti orang yang tak bisa lakukan apa-apa dengan baik. Namun baginya, malu ku ini tak penting sama sekali. Yang terpenting baginya, aku harus mampu belajar lebih baik ketika orang lain menilai diri kita buruk. Ku paham. Dia hanya ingin yang terbaik untuk ku. Lalu mencoba mengenalkan ku pada orang tuanya, mendeskripsikan diriku dari yang baik sampai yang kurang baik. hehe. Ia hanya ingin bercerita apa adanya. "Ibuku suka padamu, katanya kau pekerja keras, pandai" dan banyak lagi pujian yang ia sampaikan padaku. Balasku "Ah berlebihan, mana m...

Menyiksa Diri

"Baiklah jika sudah bosan, jika lebih tertarik pada yang lain, atau sudah tak ingin tinggal silahkan. Ku tak memaksa!" begitulah aku dan wanita lain, tak semua namun ada saja, yang jika sudah ter bakar api cemburu hingga tidak percaya diri dan tidak percaya dia, bersikap marah, seperti pasrah namun juga tak mau kalah. Sedikit berlapang dada namun tak akan lama. hehe. Aku adalah wanita yang bisa dibilang tidak begitu percaya diri. Apalagi jika aku mulai menyiksa diri dengan membandingkan diri dengan orang lain. Baiklah, jika katanya cantik itu harus tinggi, putih, bersih, bening bahkan jika dia sedang minum air yang ia teguk dapat terlihat haha, tidak apa-apa dan tak salah dengan penilaian seperti itu namun artinya wanita cantik di dunia ini benar-benar tidak ada, karna siapa yang bisa sesempurna itu ya?! Ku yakin, dalam diri setiap orang ingin selalu lebih baik dari orang lain. Jika tak mampu ya setidaknya dapat menyeimbangi. Tak apa, ada yang bilang "hidup ...

Pemain Cadangan

"Dimana ada gula, disitu ada semut". Begitulah teman-teman bergurai kepada kami. Kemana pun aku pergi, sebisa mungkin ku pastikan ada dia yang membersamai. Sudah biasa ku di temani, jika tidak ada dia rasanya ku tak mampu pergi, padahal jika ku ingat jauh sebelum mengenalnya, aku adalah wanita pemberani dan mandiri. Pergi dan pulang sendiri dalam keadaan gelap dan sepi ku tak worry. Mengantar dan menjemput, tak membuatnya risih meski hanya ku bayar dengan senyum tipis dan ucapan "terima kasih." Lama ku mengenal, sudah begitu banyak hal yang ku tau tentangnya. Sifatnya yang supel ditambah dengan suana hati yang selalu ceria, tenang dan santai membuat aku semakin akrab dengannya. Kedewasaan yang tak pernah ia tunjukkan pada teman kami yang lain, membuatku kagum dan semakin beruntung karna dapat mengenal lebih dibanding teman yang lain. Sosok family man yang melekat padanya, membuat ia begitu peduli pada sekitar, terlebih kepada ku dan keluarga. Tak j...